Ini adalah bagian terakhir dari cerita perjalanan saia ke Jogja. Tempat ini bernama Top Selfie. Sebenernya ini gak ada dalam itinerary tour yang disediakan, tapi karena masih punya banyak waktu, jadinya diajakin kesini setelah dari Borobudur. Apalagi waktu lihat foto-foto driver yang ngajak kesini, bagus-bagus banget. Kata si driver, tiket masuknya murah, sekitar 2500 rupiah saja. Akhirnya, saia tertariklah kesini. O iya, disini juga ada hutan pinus. Tadinya saia mikir, ini apa di hutan pinus Mangunan, trus kata si driver sih bukan.
Abaikan saja model yang ada didalam foto, saia juga gak kenal mereka siapa
Ekspektasi saia terhadap tempat yang bernama Top Selfie ini sepertinya ketinggian deh. Tiket masuknya 10rb rupiah dan super duper banyak orang. Selain itu, untuk selfie disini diharuskan membayar 5rb/arena/orang, asli males banget. Awalnya semangat, pas tiba disini harus bayar, dimana-mana bayar, segalanya bayar…capcayyyy dehhh…
gegayaan yang gratisan ajakirain ini gratis, tau-tau harus bayar sukarela…hadehhhhh….ternyata ini pun harus bayar sukarela
Intinya sih, saia agak kurang enjoy yah ke tempat ini dan kurang merekomendasikan kepada khalayak ramai. Tapi, buat yang suka selfie dan mau bayar di setiap ajang foto sih, silakan aja yaaa…Saia sih tau ya, kan mereka yang buat-buat kyak gini cari makan juga, tapi menurut saia 5rb/orang/arena sih kelewatan yah. Kalau ada ibu, bapak, anak 2 mau fotoan di tempat yang sama masa harus bayar 20rb sih?? spot-spotnya banyak, lalu berapa duit yang harus dikeluarkan?? gak worth it sih menurut saia yah, mending ke museum De mata deh klo kyak gini sih. Sekali bayar, bisa puas-puasin fotoan di semua spot.
Selamat siang….di hari Jumat yang indah ini saia akan kembali cerita tentang bagian perjalanan ke Jogja kemarin. Kali ini saia akan cerita tentang House of Raminten yang fenomenal itu.
Berpose di depan House of Raminten
Saia ke tempat ini pada malam minggu dan rameeeeeeeee pake bangettttttttt….Harus daftar dulu dan ngantri kurang lebih 1 jam….jleb banget kan. Nuansanya khas banget kayak keraton-keraton Jawa gitu, tadinya sih niatan foto-foto di banyak spot, apa daya karena ngantri super lama jadi agak kurang semangat gitu.
salah satu menu di buku menu
Saia fotoin semua menu dan saia upload di instagram saia, jadi bisa ceki-ceki ke insta aja yah. Disini makanan yang paling fenomenal namanya Ayam Koteka, nih dia penampakannya :
Ayam Koteka
Ayam koteka ini adalah ayam yang diselubungi dengan telur juga dan mungkin ada campuran lainnya ya dan dimasukkan ke dalam bambu. Soal rasa? kalau saia sih bilang, biasa aja. Saia pernah baca blog orang yang review makanan ini dan dia bilang enak banget. Yah, namanya selera kan beda-beda yah.
Sate Ayam
Saia waktu kesana mesen sate ayam, ayam koteka, ayam kremes, tempe kremes, cah kangkung, wedang apa yah,,,bukan wedang jahe (sambil ngeliat ke insta)….o iyaaa…wedang sereh, trus ada es dawet jumbo.
Wedang Sereh
Wedang serehnya panas, jadi harus nunggu beberapa waktu dulu supaya gak panas-panas banget.
Es Dawet Jumbo
Ini es dawet jumbo bener-bener jumbo loh. Bisa minum rame-rame gitu. Saia sampai bikin insta story dan rekamannya supaya para permirsa bisa ngeliat betapa jumbonya ukuran dawet ini.
Buku menu House of Raminten
Kalau dilihat-lihat di buku menunya, bisa reservasi juga loh. O iya, disini buka 24 jam. kalau saia denger-denger dari informasi yang ada, House of Raminten ini ada di 2 tempat, kalau saia kemarin berkunjung di daerah Kota Baru.
Overall, makan disini sih menurut saia biasa aja. Suasananya mungkin ya yang bikin orang jadi kesengsem kesini. Dikarenakan saia sudah pernah kesini, saia belum ada niatan untuk balik lagi ke tempat ini, mungkin akan cari tempat lain yang perlu untuk dijajaki.
Sekian cerita saia mengenai House of Raminten yang fenomenal itu. Untuk yang belum pernah kesini, gak ada salahnya sih nyoba, tapi ya harus banyak-banyak sabar gitu yah. Kita juga kalau udah dapat tempat ya musti tahu diri juga, karena masih banyak yang ngantri, kasian kan.
Selagi masih ada waktu, nulis lagi deh kelanjutannya nih. Kali ini saia akan ajak untuk melihat Alun-alun Selatan Keraton Jogja. Tempatnya itu luas kyak lapangan dan emang lapangan sih. Ada sepeda hias, lucu banget, sepeda tapi bentuknya dimodifikasi kyak mobil.
Suasana sore di Alun-alun Selatan Keraton
Di Alun-alun Selatan ini, ada dua pohon beringin yang mitosnya kalau kita ditutup matanya dan berhasil ngelewatin pohon beringin kembar itu, niscaya permintaan kita akan dikabulkan. Selain itu, siapapun yang berhasil melewati beringin kembar itu, hatinya bersih kalau gak berhasil hatinya berarti gak bersih.
Awalnya saia sih males ya untuk ikutan. Saia duduk aja sambil makan es krim fenomenal. Es krimnya dibeliin sama si Orat, kalo beli sendiri kyaknya males juga buat nyobain….hahahahaha….
Ini dia es krim yang katanya fenomenal itu
Saia sendiri juga gak tahu, fenomenalnya kenapa, menurut saia sih biasa aja. O iya, mama dan Orat entah pergi kemana, datang-datang si Orat bilang “coba deh ngelewatin beringin, gw berhasil loh”. Awalnya saia males lah ya, tapi karena si Orat semangat banget promosiin, ya udin saia coba deh. Ada tempat penyewaan tutup mata sebesar Rp.5000. Saia coba sekali dan berhasil!!!! mama coba sampe 4 kali, belum berhasil, baru deh yang ke-5 kali berhasil. Kata Orat, tadinya saia udah melipir ke kanan tapi entah mengapa malah balik lagi. WOW, saia sih ngerasanya jalan lurus terus. Cobain deh buat seru-seruan.
Setelah dari Alun-alun, balik ke hotel. Dalam perjalanan menuju hotel, ngelewatin Alun-alun Utara Keraton yang super sepi. Ada beringin kembar juga, tapi kata driver saia, mitosnya hanya ada di Alun-alun Selatan aja. Begitulah kira-kira.
Lanjutttt lagi aja lah yaaa….hehhee..kali ini saia akan bercerita tentang Gereja Ayam. Sebenarnya lagi-lagi karena film AADC2 tempat ini banyak dikunjungi wisatawan. Cerita dari tour guide yang ada disana, dulu itu sebenernya ada seorang karyawan yang bernama bapak Daniel yang mendapatkan mimpi gitu. Bapak Daniel ini bekerja sebagai karyawan di perusahaan rekaman BASF. Dia mimpi sampai dua kali, yakni membangun sebuah gereja di atas gunung. Untuk ukuran tahun 90an, bangunan ini pastinya memerlukan biaya yang besar sekali, untuk ukuran milenial juga sih, pokoke keren banget deh yang bangun ini. Disini ada foto-foto tentang peletakan batu pertama gitu juga. Karena adanya protes dari warga sekitar, jadi bangunan ini dijadikan rumah doa bagi seluruh umat beragama. Kegiatan-kegiatan keagamaan juga bisa dilakukan disini. Jadi, intinya bangunan ini ya bangunan umum, bukan gereja. Awalnya, pembentukan bangunan ini adalah burung merpati, tapi ternyata malah mirip ayam, jadilah disebut gereja Ayam.
penampakan gereja Ayam dari depan
penampakan gereja Ayam dari belakang
Dulu sebelum terkenal, masuk ke gereja Ayam ini gratis. Setelah syuting AADC2 jadi ada iuran masuknya, 3rb, 5rb, 10rb dan terakhir saia ke sana 10rb. Iuran ini digunakan juga untuk membiayai pusat rehabilitasi yang bernama Bukit Rhema. Begitu kira-kira kata tour guide nya. Kita juga akan dapat kupon snack gitu yang bisa diambil di cafe di belakang bangunan. Snacknya berupa singkong goreng dan singkong gorengnya enak dan lembut. Banyak jajanan lainnya di cafe itu, jadi yang berminat untuk santai-santai sambil makan, bisa mampir ke cafe ini.
Dari atas gereja Ayam
gegayaan
Untuk masuk ke dalam, harus melewati beberapa tangga dan untuk tangga terakhir harus nunggu antrian. Jadi ada semacam loteng gitu atau pintu masuk yang kecil dan hanya muat satu orang. Di atas bangunan sendiri dibatasi jumlah pengunjungnya, kalau gak salah 7 orang deh karena atasnya ga begitu luas.
Saia sebenernya tahu tentang gereja Ayam ini bukan karena AADC2 loh. Sejak kecil pernah denger ada tempat yang namanya gereja Ayam. Saia kirain tempatnya ada di Jakarta, karena pernah denger juga nama tempat di Jakarta “gereja Ayam”.
Tempat ini menarik dan ok banget dikunjungi. O iya, sebagai informasi, jika bawa mobil, maka mobil diparkir di bawah dan dari bawah menuju bangunan ini menggunakan Jeep karena jalannya nanjak tajem gitu. Yukk mareeee berkunjung.
Selamat siang….selesai makan siang saia jadi inget masih punya utang cerita nih. Kali ini saia akan cerita tentang tempat yang bernama Punthuk Setumbu. Tempat ini menjadi terkenal sejak film AADC2. Punthuk Setumbu juga dikatakan sebagai nirwana sunrise alias surga matahari terbit. Khusus ke Punthuk Setumbu ini, saia menggunakan jasa tour one day biar ga ribet. Dijemput dari hotel di Jogja jam 4 pagi dan meluncur ke tempat ini. Jaraknya lumayan jauh juga dan memerlukan waktu kurang lebih satu jam menuju tempat ini dari Jogja.
Untuk mendapatkan sunrise yang bagus, ada jalan yang harus dilalui. Untungnya jalanannya juga sudah beraspal. Setelah jalan beraspal itu, naik tangga sampai menuju puncak tempat banyak orang menunggu datangnya sang mentari pagi.
ini dia tempatnyaaaa
penampakan sunrisenya beginiÂ
ini masih jam 5an pagi loh, keliatan udah terang banget yaa
yihaaaaaaaaa
Sebenernya kepengen fotoan lagi dengan gaya-gaya lain, tapi antri. Kasih kesempatan buat pengunjung lainnya lah klo begitu kan yah. Tempatnya rame banget dan ternyata banyak orang yang niat datang pagi untuk mendapatkan sunrise.
masih edisi sunrise
Sekian cerita saia tentang Punthuk Setumbu ini. Kalau bukan karena AADC2 ga akan pernah tau ada tempat yang bernama Punthuk Setumbu. Berterima kasihlah pada AADC2….hihihihi
Selamat siang. Selagi masih ada waktu, nulis lagi ahhh, teuteup masih seputar perjalanan ke Jogja. Rasa-rasanya gak afdol klo melipir ke Jogja tapi gak pergi ke salah satu yang waktu saia kecil dulu disebut sebagai 7 keajaiban dunia. Waktu sudah besar, saia baca kok gak ada Candi Borobudur di daftar 7 keajaiban dunia yah? Apa bisa berubah gitu kali yahh…ok deh, mari kita melipir ke Candi Borobudur.
Candi Borobudur
Banyak orang salah kaprah mengenai domisili dari Candi Borobudur ini. Candi Borobudur sebenarnya sudah masuk ke daerah Magelang bukan Jogja lagi, tapi orang suka salah kaprah dengan mengatakan kalau Candi Borobudur ini masuk kawasan Jogja. Candi ini banyak mengalami pemugaran sepertinya yah, walaupun dalam kapasitas yang gak gitu banyak. Menurut ceritanya sih, pernah terkena dampak letusan gunung apaaa gitu deh, jadinya banyak arca-arca yang gak sempurna lagi. Sayang banget yah. Untuk ukuran orang-orang yang membangun di abad ke-8 (bener gak yah? inget pelajaran SD abad ke-8 jaman Raja Syailendra) ini bangunan udah keren pake banget. Suasana siang hari panas banget, saia n keluarga kesini gak lewat pintu pengunjung tetapi lewat pintu yang khusus untuk kursi roda gitu, jadi medannya gak berat-berat banget meskipun tetep harus naik juga kalau mau lihat-lihat candinya.
Fotoan di icon tulisan Borobudur
Kalau mau ke Borobudur siap sedia topi atau payung, panas banget. Saia aja perkakasnya lengkap tuh kyak mau perang di siang hari aja…hahahaha
pernah ngeliat foto kyak gini di TV or di majalah gitu, ternyata keren juga ya klo difoto sendiri gini
Arca yang super besar di tengah-tengah candi
gegayaan dlu lah :p
di sepanjang tembok ini penuh dengan cerita gambar, gak ada tulisannya jadi saia gak tau juga sih cerita apa yang sedang diceritakan di dinding-dinding batu tersebut
biarlah dinding yang bercerita
mareeee ambil candinya…hahahaha
Disini gak banyak orang foto. Klo kata yang jadi guide saia tuh, spot untuk pose kyak gini hanya diketahui oleh tukang foto aja. Ngomong-ngomong soal tukang foto, di era milenial kyak gini kasian aja yang jadi tukang foto karena kurang laku, secara kan tiap orang udah punya kamera hp canggih ya…beda kyak jaman dulu.
yeayyyyyyyyy!!!! inilah Candi Borobudur
Saia hanya ke Candi Borobudur ini aja, kalau ke Prambanan, Roro Jonggrang, dll yang ada di Jogja udah pernah. Selain Candi Borobudur, saia juga ngelewatin Candi Mendut dan Candi Asu. Sekian dulu cerita saia yaa…nantikan episode selanjutnya masih tentang perjalanan Jogja 2018.
Holaaaa…masih seputaran perjalanan ke Jogja kemarin yaa. Hari Minggu tanggal 18 Februari 2018 mampir bentaran ke Ketep Pass. Sebelumnya ga gitu pernah denger ini tempat sih, ternyata disini tempatnya orang-orang kalau mau lihat Gunung Merapi. Ya, Gunung Merapi yang fenomenal itu bisa dilihat dari sini.
Gegayaan, naseebbb banyak orang yang juga ikut kefoto :pGunung Merapi dilihat dari Ketep Pass. Puncak gunungnya diselimuti kabut, jadi ga gitu jelas terlihat.Masih penampakan Gunung Merapi dilihat dari sisi samping
Disini banyak pengunjung, meski gak banyak-banyak juga sih. Ada orang yang nawarin melihat Merapi menggunakan teropong dengan biaya sewa Rp. 5000/setengah jam. Waktu nyoba teropongnya, biasa aja, kyaknya enakan ngeliat tanpa teropong deh.
Di sana ada museum tentang Merapi juga, lengkap dengan foto-fotonya yang keren. Seru juga jalan-jalan kesini. O iya, di sini udaranya kyak di Puncak meski gak dingin-dingin banget juga sih…hihihihi, tapi yang pasti sejuk.
Bagi yang mau nonton film Merapi, disini ada semacam teater/bioskop yang akan memutar film tentang Merapi, biaya tiketnya Rp. 9000 begitu informasi yang saia dapat. Saia sendiri gak nonton sih.Sebelum balik pulang, gegayaan dulu lah 😀
Dari Ketep Pass ini, selain Merapi bisa juga melihat Gunung Merbabu, juga kawasan Boyolali. Seru juga nih kesini.
Selamat sore. Ketemu lagi di cerita hari ini. Hari ini saia sedang berada di Jogja. Rencananya sampai hari Senin nanti. Naik penerbangan Jumat, 16 Februari 2018 jam 12.05 gitu. Jam seharusnya sih 11.45 tp mundur gt. Saia naik Batik Air. Ini adalah kali ke-2 saia mengunjungi Jogja. Pertama kali saia datang bulan Juli 2012.
Ini masih di langit Jakarta. Keren banget awannya.Sukaaaa banget dengan awan-awannya. Kyak lukisan.
Setelah kurang lebih 1 jam, sampailah di kota Jogja.
Selamat datang di kota Jogja
Hari ini adalah bertepatan dengan hari raya imlek. Suasana meriah banget.
Suasana imlek di Jogja
Saia selama disini menginap di hotel Royal Darmo Malioboro.
Penampakan kamar Deluxe twin room
Kamar hotelnya lumayan luas. Untuk fasilitas lumayan juga. Saia dapat yg ada balkon tapi pintu balkonnya ga bisa dibuka karena ga dikasih kunci.
Ini penampakan luar dari hotel tempat saia menginap
Hotelnya bagus, parkirnya luas dan ok banget buat keluarga.
Ini penampakan dari arah kolam renang. Kolam renangnya ada untik anak-anak juga loh. Untuk sarapan lumayan banyak variasinya.
Nuansa imlek di Jalan Malioboro
Suasana imlek di Jalan Malioboro semarak dan ramai. Makan di lesehan sambil lihat-lihat barang sekeliling Malioboro. Perginya jalan kaki dan pulangnya naik becak motor.
Hai pembaca blog akuu…thanks banget ya bagi yang suka dengan postingan aku. O iya, ada beberapa komentar yang aku gak akan pernah tampilkan dalam blog aku ini yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut yang aku anggap sebagai spam ya :
Komentar yang tidak ada hubungannya dengan judul cerita, iklan-iklan togel, hadiah, undian, pinjaman uang, bersifat SARA, pornografi dan semua yang aku anggap berkonotasi negatif.
Komentar yang nyambung dengan judul cerita, komentarnya juga bagus tapiiiiiii usernamenya/pemilik blog/komentator menggunakan nama yang bersifat pornografi/berkonotasi negatif.
Aku cek komen-komen yang masuk, banyak sebenernya yang ok punya dan cocok ditampilkan di kolom komentar, tapi gak aku approve karena nama komentator menggunakan nama yang bersifat pornografi/berkonotasi negatif. Aku tidak pernah mengedit komentar/nama atau apapun itu, jadi aku mau tampilkan apa adanya, jadi please banget ya yang mau komentar ikutin rule blog aku ini.
Untuk temen-temen yang sudah berkomentar baik dengan yang nama baik dan suka dengan postingan aku, kalian memang TOP….
Ini blog aku khusus untuk postingan tentang traveling dan segala hal yang berhubungan dengan traveling, jadi aku tidak menerima iklan, komentar atau apapun itu yang gak ada hubungannya dengan traveling.
Bagi yang merasa mengirimkan komentar yang bagus dan juga pertanyaan seputar traveling tapi tidak aku jawab/tidak muncul dalam komentar blog aku, penjelasannya karena melanggar dua hal di atas ya.
Selamat sore. Di sore hari nan mendung ini bahkan hujan, saia akan menulis cerita tentang Museum Tekstil. Minggu sore, tepatnya tanggal 4 Februari 2018, saia dan anak-anak dari kelas Adventurer jalan-jalan alias study tour ke Museum Tekstil. Minggu pagi hujan deras, rasa-rasanya males banget buat pergi-pergi, tapi karena anak-anak kecil semuanya semangat, jadilah saia ikut berpartisipasi.
Museum Tekstil letaknya di deket stasiun Tanah Abang, jika jalan kaki dapat ditempuh sekitar 8 menit. Ada apa disana? O iya, sebelumnya berdoa dulu nih kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya cuaca cerah, kasihan anak-anak kecil kalau hujan dan Tuhan memang amat baik. Kemarin sampai di Tanah Abang matahari menyinari dengan rada garang gitu, tapi gpp deh daripada anak-anak kehujanan kan.
Museum Tekstil diresmikan
Sebenernya ada foto-foto di depan tulisan Museum Tekstil itu, tapi apalah ya panas banget. Hahahaa…fotoan sih, tapi ga ada di hp saia.
Tampang urakan kepanasan….hehehehe…inid fotoan di depan pintu masuk museum
O iya, untuk masuk ke Museum Tekstil, bayarnya Rp. 40.000 sudah termasuk belajar membatik loh. Kemarin, walau hari Minggu, suasana sepi. Disamping kami ber-15 terdapat 2 orang pengunjung lainnya. Selebihnya, tidak ada. Suasana museum adem dan kalau saia baca-baca, museum ini tadinya adalah kantor ex Depsos.
Selamat Datang. Ketika memasuki pintu museum akan langsung ketemu dengan kedua patung ini.Salah satu ruangan pameran batikBaru tahu nih, ada kebaya dengan corak sinterklasBaru tahu juga ada corak pohon-pohon sepert ini.
Setelah melihat seluruh koleksi, menuju bangunan luar. Di luar ada taman beserta kursi dan meja, juga kolam air mancur. Anak-anak seneng banget duduk di deket kolam air mancur sambil lari-larian di taman. Ada semacam pendopo buat duduk-duduk. Untuk anak mahasiswa yang lagi serius ngerjain skripsi atau mencari ilham, cocok nih duduk-duduk di pendopo taman ini.
Selanjutnya menuju bangunan tempat belajar membatik. Areanya disebut pendopo batik dan waktu ke sana ada tiga orang lainnya yang sedang belajar membatik juga.
Tempat belajar membatik
Untuk belajar membatik, pertama-tama akan dikasih sehelai kain mori putih. Kainnya gak gitu besar, sekitar 25×25 cm kali yah, gak ngukur juga sih…hehehehe…berikutnya, disuruh milih pola gambar, untuk yang baru pertama kali, lebih baik pilih gambar yang gampang aja dulu. Kemudian, gambarnya dicetak alias dijiplak ke kain menggunakan pensil. Setelah itu, pakai celemek dan mulailah membatik. Duduknya pun gak bisa sembarangan, intinya kompor di sebelah kanan (bagi yang bertangan kanan) dan arah kain nyerong ke arah barat daya (wkwkwkk). Cantingnya jangan sampe full, tapi setengahnya aja supaya ga blur keluar, seperti saia yang blur keluar berkali-kali. Cantingnya juga harus dalam keadaan panas, klo gak panas gak bakalan keluar deh.
Berikutnya ada proses pewarnaan yaitu awalnya pinggiran kain dikasih lilin. Bukan lilin kyak buat mati lampu gitu yah, tapi ini lilin cair, terus dicuci, dikasih warna pakai bahan kimia dan dicuci lagi. Serunya, kan ada warna merah dan biru, waktu dicuci dan digabung gak luntur euy, kok bisa yak? hahhaaa…o iya, setelah membatik ada rombongan turis dari Jepang mengunjungi pendopo ini. Mereka lihat-lihat, tanya-tanya dan gak ikutan belajar membatik.
Inilah batik hasil karya saia
Jangan tertipu dengan bintik-bintik yang disekeliling dan juga awan-awan gak jelas di sekitar nama saia karena itu semua adalah trik. Maksudnya?? hehhe…seperti yang telah saia sebutkan tadi, jangan sampai ngeblur, tapi saia ngeblur ke kain karena cantingnya udah gak gitu panas dan saia gak gitu profesional kan yahh…hehehe…daripada ketauan ngeblur sana-sini (kyak ketumpahan tinta gitu) akhirnya sama sang ibu pengajar disuruh buat motif sendiri aja supaya blur nya itu seolah-olah merupakan model batik itu, jadilah batik hasil karya saia yang tak seberapa ini. Ternyata, seru juga membatik. Membatik memang harus konsentrasi tinggi dan ulet supaya hasilnya bagus.